Ketika Bitcoin Jatuh di Bawah $60K

Malam Saat Bitcoin Jatuh di Bawah $60K
Saya duduk di meja saya di Lower East Harlem, hujan mengetuk jendela—kopi dingin, layar redup—ketika BTC turun di bawah $60K. Bukan kepanikan. Bukan kehancuran. Hanya kesunyian. Dan dalam kesunyian itu, saya dengar bisikan setiap investor: ‘Haruskah saya menjual?’ Saya tidak. Karena pasar tidak merusak aset—mereka ungkap makna.
Apa yang Kita Salah Mengira sebagai Ketakutan
Kami sebut itu ‘ketakutan’ saat lihat lilin merah. Tapi ketakutan bukan harga—itu cerita. Kakek Anda menjual sahamnya di ‘08 karena percaya angka adalah kebenaran. Anda menjual semalam karena percaya perasaan Anda adalah data.
Rantai yang Tidak Anda Bangun—Namun
Kami kira DeFi tentang token. Kebenarannya: ini tentang akses. Ketika OpenAI atau SpaceX tak bisa IPO, tetap miliki masa depannya—in bentuk token. Cara stablecoin memegang U.S. Treasuries tanpa bank, saat ini Anda pegang ekuitas digital tanpa bursa. Ini bukan gangguan—itu terjemahan. Anda tidak membeli BTC—you sedang menerjemahkan kecemasan menjadi otoritas.


