Keruntuhan Besar Tokenomics

Setelah memodelkan hasil staking ETH di Goldman Sachs sebelum terjun ke DeFi, saya mengembangkan alergi terhadap insentif token yang buruk. Laporan terbaru Binance Research mengonfirmasi kecurigaan saya: 78% ICO adalah scam, sementara model ‘legitim’ seperti sistem token ganda Axie Infinity runtuh karena insentif yang tidak sejalan.

Ketika Token Tata Kelola Tidak Mengatur Apa Pun

Data ini keras: 98% token airdrop dijual dalam beberapa minggu, dengan partisipasi hampir nol dalam pemilihan protokol. Proyek mengira modal mercenary sebagai ‘komunitas’—contohnya: lalu lintas jembatan L2 anjlok setelah snapshot airdrop. Ini adalah teater ekonomi di mana skripnya mengharuskan pengguna keluar setelah menerima pembayaran.

Mirage Buyback

Protokol seperti Hyperliquid menggunakan 54% pendapatan untuk membeli kembali token—menciptakan kelangkaan buatan tanpa mendistribusikan nilai nyata. Sebagai seseorang yang membangun model volatilitas, ini terasa seperti menambal perahu bocor dengan selotip. Bandingkan dengan model berbagi pendapatan MakerDAO (meski tidak sempurna), yang setidaknya mencoba akrual nilai nyata.

Menuju Desain Token Anti-Fragile

Sisi baiknya? Pasar semakin matang. Token dengan pasokan sirkulasi awal lebih tinggi kini mengungguli VC favorit yang terkunci sebesar 183% (menurut CoinGecko). Model ML tim saya menyarankan evolusi berikutnya melibatkan:

1. Pencetakan/pembakaran dinamis yang terkait dengan metrik penggunaan yang dapat diverifikasi
2. Sistem reputasi on-chain menggantikan airdrop satu kali
3. Pembagian pendapatan yang dapat diberlakukan oleh smart contract

Seperti biasa di crypto, kesenjangan antara teori dan praktik masih besar—tetapi pertanggungjawaban untuk tokenomics vaporware telah dimulai.