Masa Depan Mata Uang Digital

by:HoneycombAlgo3 minggu yang lalu
1.35K
Masa Depan Mata Uang Digital

Mata Uang Digital yang Tak Bisa Beli Kopi

Setelah memodelkan hasil staking ETH dan meninjau protokol DeFi dari ruang kerja bersama di Shoreditch, saya punya skeptisisme terhadap ajakan berlebihan tentang kripto. Mari kita bahas tiga perubahan besar yang membentuk masa depan uang.

Krisis Kehidupan Bitcoin

Aset kripto pertama ini terjebak dalam narasi sendiri. Sebagai ‘emas digital’, BTC sukses luar biasa—langka, tahan sensor, kapitalisasi pasar menyaingi perusahaan raksasa. Namun, whitepaper Satoshi justru bayangkan uang elektronik. Dengan hanya 7 transaksi per detik (bandingkan Visa: 24.000) dan konsumsi energi selevel negara kecil, bayar belanja pakai BTC sama tidak praktisnya seperti bayar pakai lukisan Picasso.

Tantangan Regulasi Libra

Proyek stablecoin ambisius Facebook menunjukkan potensi blockchain untuk inklusi keuangan… serta ranjau politiknya. Pendekatan portofolio mata uang mereka butuh aturan ketat dari setiap bank sentral—seperti mengadakan sidang PBB di ladang ranjau. Saat Zuckerberg beralih ke Meta, Libra membuktikan korporasi tak bisa melepas kedaulatan moneter.

Revolusi Diam-diam CBDC

Dari yuan digital Tiongkok hingga Jam-Dex Jamaika, bank sentral secara sistematis membangun ulang uang dari nol. Model saya menunjukkan CBDC komersial (untuk penyelesaian antarbank) akan muncul lebih dulu daripada versi ritel—seperti kuda Troya inovasi kebijakan moneter. Tantangan utamanya? Membuat uang digital negara menarik saat Venmo sudah bekerja dengan baik.

Fakta: Laporan IMF menyebut 130 negara sedang eksplorasi CBDC pada triwulan II 2024.

Di Luar Siklus Hype

Evolusi berikutnya bukan ICO mencolok atau monyet NFT, tapi pembaruan infrastruktur membosankan yang tak pernah kamu lihat—seperti ganti pipa keuangan sambil air tetap mengalir.

HoneycombAlgo

Suka74.07K Penggemar4.68K