Emas COMEX Bisa Tembus $3.500 di 2025? Analisis Rantai Makro

Apa yang terjadi di pasar emas bukan sekadar fluktuasi—ini adalah hasil dari rantai sebab-akibat yang kompleks. Saya, mantan kuant Wall Street, menerapkan pendekatan analitis seperti blockchain untuk mengurai tren emas fisik dan berjangka.

Tembok Inflasi Mulai Retak Meski inflasi turun di data CPI, indikator inti tetap tinggi. Perhatikan aliran ETF emas, pembelian bank sentral, dan kekuatan dolar sebagai sinyal awal.

Laporan China Galaxy Securities menyebut harga emas bisa menembus $3.300/oz akhir 2025—angka yang belum terjadi sejak 2011. Angka ini bukan asal tebak: didorong oleh pola carry trade jangka panjang dan inverted yield real.

Ketika suku bunga nyata negatif di G7 (sudah terjadi), emas bukan lagi aset—tapi aset utama.

Risiko Geopolitik = Black Swan Digital untuk Komoditas Saat konflik meletus di Selat Hormuz atau Laut Merah, harga minyak mentah dan logam mulia melonjak tajam. Emas sering kali menjadi pemimpin karena investor tidak mempertaruhkan energi—melainkan ketidakpastian sistem.

Pesan saya: meskipun Anda tertarik pada DeFi atau bot MEV… fundamental makro tetap dominan. Mereka kembali seperti biaya gas setelah fork jaringan—tidak terlihat sampai merusak portofolio Anda.

Peran Bank Sentral: Akumulator Sunyi ⚡️ Bank sentral global, terutama Tiongkok dan India, sedang membeli emas dalam jumlah rekor. Bukan spekulasi—ini strategi perlindungan risiko sistemik negara.

Jika Anda pikir bank sentral hanya mengawasi CPI… selamat datang di dunia permainan teori strategi jangka panjang: menyimpan logam fisik lebih andal daripada janji digital—even Bitcoin pun tak bisa mengalahkan cadangan treasury saat kepercayaan global runtuh.

Ini bukan soal sentimen—ini soal neraca yang sedang tertekan.

Mengapa $3.500 Bukan Optimisme Berlebihan — Tapi Probabilistik ⚙️ The ide bahwa emas COMEX bisa tembus $3.500 mungkin terdengar seperti euforia crypto—but no one with eyes on bond yields believes we’re heading into disinflationary stability anytime soon.

Kita masuk era di mana aset digital hidup berdampingan dengan kelangkaan fisik sebagai instrumen lindung nilai. Emas tetap raja bukan karena tua—tapi karena tidak butuh kepercayaan pada perantara.