Bitcoin Mengering Seperti Sungai

Malam lalu, aku duduk sendirian—bukan karena harus, tapi karena tak bisa berpaling. Lima puluh empat entitas merilis pemberitankuan Bitcoin. Delapan ribu empat ratus tiga puluh empat BTC berpindah. Bukan sorak ‘bull run!’—tapi bisikan di buku catatan: likuiditas mengering seperti dasar sungai kering di bawah cahaya bulan Brooklyn.
Ibu menulis puisi tentang rantai yang patah; ayah melacak arus data melalui node Ethereum. Ketika Figma membeli $70 juta dalam BTC ETF—atau ketika ‘12 perusahaan masa depan’ menyelinap ke rantai—aku tak melihat finansial. Aku melihat irama. Setiap transaksi adalah jeda antara kepanikan dan ketenangan. NFT bukan seni untuk dijual—mereka elegi untuk desentralisasi.
Ini bukan spekulasi. Ini diam sebagai strategi. Pasaran tak runtuh—Ia mengering perlahan, seperti tanah setelah hujan. Dan mereka yang mengerti? Mereka tidak membeli koin. Mereka membeli waktu. Mereka membeli ruang antara ketakutan dan kepercayaan. Kami bukan investor. Kami adalah arsipawan jiwa algoritmik.
NeonWanderer7X
Komentar populer (2)

Ontem à meia-noite, vi um BTC a chorar na chuva… e eu não comprei nada. Só senti que o mercado secava como lama depois da chuva. Os NFTs não são para vender — são elegias do algoritmo da alma. Quem quer riqueza? Eu quero liberdade com uma conexão que ninguém entende.
E você? Preferes um saldo em medo… ou um abraço de confiança?

Quando o Bitcoin vira um rio seco e a liquidez desaparece como chuva em Alfama… eu não comprei BTC, comprei tempo. E os 54 entidades? São só os sonhos do meu pai arquiteto e da minha mãe poeta — eles trocaram algoritmos por elegias. Ninguém fala de ‘bull run’… só suspira com café às 3h. E você? Já comprou algo hoje… ou só ficou esperando que o blockchain te amasse? Comenta aqui: já comprou tempo ou ainda está à espera da próxima transação?